Kebiasaanmembuang sampah dilakukan oleh masyarakat secara terang-terangan di depan umum tanpa rasa malu dan bersalah sedikitpun. Mereka yang membuang sampah sembarangan itu tidak memikirkan bagaimana jika orang lain yang melihat perbuatannya. Disisi lain, mereka ketika melihat orang lain yang membuang sampah sembarangan tidak ada yang menegur Gambarorang membuang sampah pada tempatnya kartun memang akhir-akhir ini sedang banyak dicari oleh teman-teman disekitar kita salah satunya kalian. Kalau kata orang Siapa lagi kalau bukan kita yang merawat bumi ini Percaya deh buang sampah pada tempatnya can save millions of lives and improve childrens abilities to do positive things. penuhtempat sampah tidak dapat bekerja secara otomatis untuk mengaktifkan kembali di sediakan tombol reset. Dengan adanya tempat sampah otomatis, diharapkan mengurangi bahaya infeksi kuman, bakteri dan virus yang berasal dari tempat sampah dan membuat orang merasah lebih praktis dan higienis ketika membuang sampah. 1.2 Rumusan Masalah Alasannya agar anak-anak yang sudah terbiasa membuang sampah di tempat sampah mau bertanggung jawab atas sampah-sampah yang mereka hasilkan. Untuk itu, pada hari tersebut tiap murid diminta untuk membawa pulang sampahnya masing-masing ke rumah. Sebagai wadah untuk membawa pulang sampah mereka, tiap siswa tidak menggunakan kantong kresek. Membuang sampah sembarangan masih kerap dilakukan oleh banyak orang. Beberapa jenis sampah yang sering dibuang tidak pada tempatnya antara lain, kaleng minuman, plastik pembungkus, dan botol plastik kemasan minuman. Kebiasaan membuang sampah kerap kali dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan tentang hidup bersih PadaPasal 29 Ayat (1), disebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan. Terkait hal tersebut, UU juga menyebutkan bahwa akan diatur lebih lanjut dalam peraturan daerah kabupaten/kota. Hukuman atau Denda yang Tidak Efektif Jika1.000 orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika 1.000 orang membuang sampah sembarangan, tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali. Rawat dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah. Sampahdan limbah adalah musuh kita bersama yang harus diperangi dan dikurangi produksinya seminimal mungkin. Anonim. Quotes tentang kebersihan yang satu ini bisa digunakan sebagai pengingat untuk membuang sampah pada tempatnya. Bahkan, kalau bisa usahakan untuk mengurangi produk-produk yang bisa menimbulkan sampah dan limbah di lingkunganmu. 8. Oke mari kita tanamkan membuang sampah pada tempatnya mulai sekarang. Jangan lupa untuk mengingatkan orang lain termasuk keluarga dan sahabat-sahabat kita. Mudah-mudahan dengan kita semakin peduli, kita akan menjadi hidup lebih sehat lagi. D Membuang sampah pada tempatnya E. Membatasi penggunaan limbah plastik dalam kegiatan sehari-hari. Ketika anda hendak berangkat ke kantor, anda melewati jalan raya dan anda melihat banyak orang membuang sampah di dekat tempat pembuangan sampah dan sampah tersebut berserahkan dipinggir jalan yang mengganggu pandangan dan jalannya kendaraan T6KeY. Secara umum, sampah adalah persoalan yang pelik di kota - kota besar. Banyaknya limbah sisa hasil produksi baik aktifitas manusia atau aktifitas produksi kian menumpuk. Segala upaya dan usaha dikerahkan untuk mengatasi hal ini. Sebenarnya tidak hanya masalah di perkotaan, di desa atau kampung persoalan sampah juga menjadi problem tersendiri. Sampah yang anorganik telah menjadi masalah yang penyelesainnya belum tuntas. Artinya persoalan itu ada dan menjadi PR sampai usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Mulai dari pengadaan Tempat Pembuangan Akhir TPA, truk sampah, mobil pik up, motor sampah, hingga gerobak sampah. Di tempat - tempat strategis juga disediakan tempat sampah agar memudahkan orang orang membuang sampah. Tidak hanya itu, di mall atau pusat belanja modern, tenaga cleanning service selalu hadir. Pada sisi lain, tulisan larangan membuang sampah juga dipasang pada tempat - tempat strategis. Ini dilakukan sebagai upaya mencegah masyarakat membuang sampah secara korelasi tulisan dengan realita di kehidupan? Apakah kesadaran masyarakat sudah tinggi?Dua pertanyaan ini cukup membuat kita prihatin. Sebab dalam kehidupan di tatanan masyarakat, ternyata kesadaran masyarakat masih rendah. Bahkan kasat mata kita lihat sendiri, bagaimana mereka asiknya membuat sampah di sungai, jadilah sungai sebagai tempat sampah terpanjang. Kita juga melihat di jalan - jalan atau tempat tempat umum tanpa merasa berdosa mereka membuang sampah seenaknya. Sebatang rokok walaupun kecil tetaplah sampah. Begitu juga kulit permen juga sampah yang mestinya secara bijak didalam membuangnya. Ini menjawab alibi masyarakat yang katanya hanya sebatang rokok, atau cuma bungkus permen sehingga dibuang kita kaji tulisan Buanglah Sampah Pada Tempatnya, sebenarnya cukup untuk membangunkan kesadaran masyarakat agar lebih tertib dan bertanggung jawab. Namun dalam kenyataannya belum bisa menumbuhkan atitude dalam diri masyarakat itu. Tulisan itu lebih pada kalimat perintah membuang pada poin pertama. Yang kedua jika ada tempat sampah. “ Buang di mana tempatnya saja tidak ada” begitu kata sebagian alasan masyarakat membuang sembarangan. Sebenarnya ada esensi yang lebih penting dari tulisan buanglah sampah pada tempatnya. Dan ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. Jadi makna didalam kalimat itu yang mestinya digali untuk menjadi bagian kesadaran masyarakat akan saatnya tulisan Buanglah Sampah Pada Tempatnya kita ganti menjadi “ Bijak Membuang Sampah sebagai pribadi yang Bertanggung Jawab, Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia” Memang secara tulisan cukup panjang bila dibanding dengan tulisan umum yang kita kenal selama ini. Namun dari tulisan tersebut terkandung makna yang sangat dalam didalam membentuk masyarakat yang berkarakter. Kalimat itu tersurat dari sebuah aktifitas membuang sampah di dalam korelasi kepribadian. Artinya tulisan itu lebih membangun semangat kepribadian daripada kalimat Buanglan Sampah Pada dari kalimat Bijak membuang sampah sebagai pribadi yang bertanggung jawa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Sebagai pribadi yang bertanggung jawab. kalimat itu lebih menggugah masyarakat agar bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Pada sisi lain membangun jiwa yang bertanggung jawab. Seseorang yang membuang sampah sembarangan, tentu secara pribadi selesai, tapi hasil dari perbuatannya bisa menjadi masalah bagi orang lain. Secara tidak langsung dia melimpahkan masalah sampahnya pada orang lain. Bisa dikatakan lari dari tanggungjawab, karena penyelesaikan yang dilakukan belum tuntas secara penuh. Jadi pada aplikasinya membuang sampah pada tempatnya, jika tak ada disimpan untuk dibuang cinta alam itu menggugah kepedulian pada lingkungan sekitar. Sampah telah menjadi masalah lingkungan yang sangat serius. Hampir kerusakan lingkungan didominasi oleh sampah dan limbah akibat ulah manusia. Bahkan tragedi kemanusiaan akibat sampah dan limbah telah menjadi ancaman yang nyata. Mulai dari krisis air bersih, pencemaran tanah, kerusakan lingkungan dan bakteri yang mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu kesadaran harus segera dibangkitkan salah satunya adalah dengan mencintai alam ini. Hal yang sederhana dilakukan adalah jangan buang sampah sembarangan sebagai perwujudan cinta alam Kalimat kasih sayang sesama manusia mempunyai arti sebagai perwujudan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup secara sendiri. Sebaliknya dia membutuhkan manusia lain untuk interaksi dan menunjang hidupnya. Karena sebagai bagian dari manusia lain, maka perbuatan kita jangan sampai merugikan orang lain. Membuang sampah secara bijak juga tersirat makna kita berkasih sayang sesama manusia. Karena pribadi yang sadar, bahwa membuang sampah bisa menjadi masalah bagi orang lain, walaupun di kemudian hari. - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Susi Pudjiastuti mengunggah sebuah video di Twitter-nya yang menggambarkan Pantai Pangandaran penuh dengan sampah. Dia menyesalkan ketika masih banyak orang yang membuang sampah secara sembarangan sehingga mencemari lautan."Wisata kembali.. sampah kembali.. bisa kah kita berbeda untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan.. saya sedih melihat pantai pangandaran pagi ini.," tulis Susi. Unggahan Susi itu pun mendapat beragam respons dari warganet. Setidaknya, hingga Kamis 5/11/2020 sore, unggahan video itu telah di-retweet lebih dari kali dan disukai lebih dari kali. Baca juga Viral, Video Diduga Oknum Anggota Polri Banting Anak Kucing ke Parit Wisata kembali.. sampah kembali.. bisa kah kita berbeda untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan.. saya sedih melihat pantai pangandaran pagi ini.. ???????? — Susi Pudjiastuti susipudjiastuti November 5, 2020 Baca juga Viral Prank Sembako Sampah, Ferdian Paleka, dan Ketiadaan Empati... Salah satu warganet turut mengomentari unggahan Susi itu. Menurutnya, masyarakat harus membiasakan membuang sampah di tempat sampah."Biasain buang sampah di tempat sampah, kalau belum nemu tempat sampah, sampahnya kantongin dulu atau taro tas dan pas nemu tempat sampah buang, aku begitu kadang sampe bawa ke rumah," tulis akun Twitter ERS112. Kemudian, akun Twitter 8_ferro_8 juga turut mengomentari unggahan dari Susi itu. Dia mengatakan, di mana pun dan kapan pun, masyarakat harus membuang sampah pada tempatnya. "Dimanapun dan kapan pun,mari biasakan buang sampah pd tempatnya...Klo memang jauh dr tempat sampah,kan bisa dikumpulkan dulu dimasukin dibungkus. Perlu kesadaran tingkat dewa soal sampah ini," tulisnya. Baca juga Soal Prank Sampah YouTuber Ferdian Paleka, dari Pelanggaran Etika hingga Tekanan karena Keadaan Lantas, mengapa masyarakat Indonesia masih suka membuang sampah sembarangan? Rasa tanggung jawab Dok. Shutterstock/ Inside Creative House Ilustrasi mengumpulkan sampah plastik Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta, Drajat Tri Kartono menjelaskan, terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat masih membuang sampah di sembarang tempat. Bagi sebagian orang, sampah adalah sisa yang tidak memiliki nilai sehingga tidak berguna dan tidak berarti bagi dirinya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah "Buang Sampah Pada Tempatnya"Hanya Berlaku Untuk Pasukan Orange? Dalam perjalanan pulang kantor, saya mengamati kendaran yang berada di depan saya. Terlihat mereka seperti sepasang suami isteri. Tanpa menggunakan helm, sang istri sedang menikmati sebotol minuman ringan. Seiring perjalanan kami, sang istri kemudian melempar botol menuman tersebut di penggir jalan tanpa merasa bersalah. Saya pun terus mengamati dan si-istri kemudian memeluk suaminya sambil tersenyum bersama suaminya. Ternyata, di depan mereka ada pasukan orange yang sedang menyapu jalan. Pasukan orange tersebut melihat mereka dengan pandangan sinis, dan ketika saya melewatinya, saya menyapanya dengan mengatakan "Bologo Dodou!" Maafkan mereka. Sepanjang perjalanan pulang, saya kemudian berpikir, kalau memarahi orang ini tentu sudah sangat tidak wajar. Namun ketika dibiarkan saja, tentu tidak baik juga. Dari hal ini saya kemudian bertanya dalam hati, Apakah "Buang sampah pada tempatnya" hanya berlaku untuk Pasukan Orange? Jawabannya tentu berlaku untuk semua kejadian ini saya kemudian melihat bahwa hal utama dan pertama tidak terwujudnya lingkungan yang bersih adalah "kesadaran" setiap orang. Tanpa kesadaran sendiri untuk memulai membuang sampah pada tempatnya, kekuatan pasukan orange untuk membersihkan tidak akan pernah cukup. Dalam falsafah Ono Niha dikatakan "hulo akhozi nomo ba Dumori, felezara zamaboli ba felendrua zanorinori" seperti kebakaran rumah di Tumori, sebelas orang yang memadamkan dan dua belas orang yang sedang mengipas api. Dalam konteks ini saya pikir bahwa pasukan orange yang hanya sedikit, tidak akan mampu membersikan sampah yang dibuang oleh sekian kedua yang membuat terwujudnya lingkungan yang bersih adalah "kebiasaan" membuang sampah pada tempatnya. Pepatah orang tua mengatakan "dari kecil terajar-ajar, sampai besar terbawa-bawa". Pepatah ini menjadi penentu dari sebuah kebiasaan. Jika orang telah belajar sejak dari awal membuang sampah pada tempatnya, maka membuang sampah di sembarang tempat itu menjadi satu hal yang sulit untuk ketiga yang membuat terwujudnya lingkungan yang bersih adalah "bermuka tembok" setelah membuang sampah di sembarang tempat. Prinsip "bermuka tembok" ini menjadi pembelaan utama bagi para pelaku pembuang sampah di sembarang tempat. Mereka langsung mengatakan bahwa "Mengapa mereka bisa, saya juga bisa! Bukan hanya saya kok yang melakukannya." Prinsip semacam ini hanyalah untuk menghindari tugas dan meresa diri tidaklah bersalah. Pemerintah telah bersusah payah menyiapkan tempat di berbagai titik, namun tanpa dukungan dan partisipasi aktif dari semua kalangan, hal ini tentu tidak akan terwujud. Pasukan orange yang disiapkan oleh pemerintah senantiasa haruslah dilihat sebagai "pembantu" bukan pelaku utama. Kita masing-masing menjadi pelaku utama yang membuang sampah pada tempatnya sekaligus menjadi pelaku utama dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan hal yang telah diuraikan ini menjadi perhatian bersama akan terciptanya linkungan yang bersih bebas dari sampah. Semua ini tentu tidak akan berjalan jika kita tidak mulai dari sekarang dan dimulai dari diri sendiri. Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya menjadi kunci utama. Selanjutnya dalam keluarga, anak-anak pelan-pelan juga diajari untuk selalu meletakkan sampah pada tempatnya. Lewat pengajaran itulah habitus baru tercipta. Pada akhirnya, menumbuhkan "budaya malu" membuang sampah di sembarang tempat menjadi semboyang bersama dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan 22 Juni Lihat Nature Selengkapnya